Gaza Memanas: Israel Ultimatum Warga Gaza City, Greta Thunberg Ditahan


Gaza City, 1 Oktober 2025 — Situasi di Jalur Gaza kembali memanas setelah Israel mengeluarkan ultimatum keras kepada seluruh warga Gaza City untuk segera mengungsi ke selatan. Menteri Israel menyebut bahwa langkah ini adalah “kesempatan terakhir”, dan siapa pun yang bertahan akan dianggap sebagai militan. Ultimatum itu disampaikan di tengah operasi darat dan serangan udara yang semakin intensif di jantung kota Gaza.

Kondisi kemanusiaan semakin mengkhawatirkan. Banyak rumah sakit di Gaza dilaporkan lumpuh akibat kekurangan pasokan medis, listrik, hingga tempat tidur pasien. Seorang perawat asing sempat merekam detik-detik sebuah rumah sakit runtuh ketika dikepung pasukan Israel, memperlihatkan betapa gentingnya keadaan di lapangan.

Di sisi diplomasi, mantan Presiden AS Donald Trump mengajukan proposal perdamaian 20 poin. Isinya mencakup gencatan senjata terbatas, pembebasan sandera, penarikan sebagian pasukan Israel, hingga program rekonstruksi Gaza dengan dukungan internasional. Namun, proposal itu tidak menyebut jalur menuju pembentukan negara Palestina merdeka, sehingga memicu kritik keras dari Hamas maupun negara-negara Arab. Trump bahkan memberi tenggat “3–4 hari” bagi Hamas untuk merespons, dengan ancaman akan ada “akhir yang sangat menyedihkan” jika ditolak.

Ketegangan kian memuncak setelah militer Israel mencegat Global Sumud Flotilla, armada kapal bantuan internasional yang membawa relawan ke Gaza. Beberapa kapal diserbu di laut internasional, dan aktivis iklim dunia Greta Thunberg termasuk yang ditahan. Tindakan ini menuai kecaman internasional karena dinilai melanggar hukum kemanusiaan.

Reaksi dari dunia internasional pun deras. Perdana Menteri Qatar menyerukan agar momentum diplomasi digunakan untuk menghentikan kekerasan, sementara media sosial dipenuhi tagar solidaritas seperti #SaveGaza dan #JusticeForPalestine.

Dengan situasi yang kian genting, dunia menunggu apakah langkah-langkah diplomasi mampu menghentikan konflik, atau justru Gaza kembali menghadapi babak baru penderitaan panjang.

Post a Comment

Previous Post Next Post