💫 “Kalau Kamu Bersyukur, Allah Janji: Aku Tambah Nikmatmu!” (QS. Ibrahim:7)

 


Setiap manusia mendambakan hidup yang tenang, rezeki yang lapang, dan hati yang bahagia. Namun, tidak sedikit orang yang mengejar semua itu tanpa pernah menyadari bahwa kunci kebahagiaan sejati sudah diajarkan oleh Allah dalam satu kata sederhana: syukur.

🌸 Apa Itu Bersyukur?

Secara bahasa, syukur berasal dari kata "syakara" (شكر) yang berarti “memuji atas kebaikan yang diterima”. Dalam istilah agama, bersyukur berarti mengakui nikmat Allah dengan hati, lisan, dan perbuatan.

  • Dengan hati, seseorang meyakini bahwa segala kebaikan datang dari Allah.
  • Dengan lisan, ia mengucapkan pujian seperti “Alhamdulillah”.
  • Dengan perbuatan, ia menggunakan nikmat itu di jalan yang diridhai Allah.

Imam al-Ghazali menjelaskan:

“Syukur adalah mengetahui bahwa segala nikmat berasal dari Allah, kemudian menggunakannya sesuai tujuan diciptakannya nikmat itu.”

Jadi, syukur bukan hanya ucapan di bibir, tetapi juga sikap hidup yang menampakkan rasa terima kasih kepada Allah.


🌤️ Dalil Al-Qur’an Tentang Bersyukur

Allah berulang kali memerintahkan hamba-Nya untuk bersyukur, bahkan menjanjikan tambahan nikmat bagi mereka yang melakukannya.

📖 Allah berfirman dalam Surah Ibrahim ayat 7:

لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu. Tetapi jika kamu kufur (tidak bersyukur), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Ayat ini menunjukkan bahwa syukur bukan hanya membuat kita tenang, tapi juga mendatangkan tambahan nikmat.
Nikmat yang dimaksud bisa berupa rezeki, kesehatan, kebahagiaan, hingga ketenangan batin.

Selain itu, Allah juga menegaskan dalam Surah An-Nahl ayat 18:

وَإِن تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ اللَّهَ لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nahl: 18)

Ayat ini menyadarkan kita bahwa setiap detik kehidupan adalah karunia Allah.
Dari udara yang kita hirup, detak jantung yang terus berdetak, sampai nikmat iman yang Allah tanamkan — semuanya adalah alasan untuk bersyukur.


🌷 Hadis Tentang Bersyukur

Rasulullah ﷺ memberi teladan sempurna dalam hal bersyukur, bahkan dalam keadaan yang tampak sulit sekalipun.

Dalam sebuah hadis dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau berkata:

“Nabi ﷺ shalat malam sampai kedua telapak kakinya bengkak. Lalu aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?’ Beliau menjawab,
‘Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?’
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa bersyukur tidak hanya ketika mendapat kenikmatan dunia, tetapi juga sebagai bentuk cinta dan pengabdian kepada Allah.
Syukur sejati lahir dari kesadaran bahwa kita hidup bukan karena pantas, melainkan karena kasih sayang Allah.


🌞 Bentuk-Bentuk Syukur

Para ulama menjelaskan, ada tiga bentuk utama syukur yang harus dipelihara oleh setiap Muslim:

1.    Syukur dengan Hati (Syukru al-Qalb)
Menyadari bahwa setiap nikmat berasal dari Allah, bukan hasil usaha semata.
Hati yang bersyukur akan terhindar dari iri dan keluh kesah.

2.    Syukur dengan Lisan (Syukru al-Lisan)
Mengucapkan Alhamdulillah atas segala keadaan, baik senang maupun susah.
Rasulullah ﷺ bersabda:

     “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur maka itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar maka itu pun baik baginya.”
(HR. Muslim)

3.    Syukur dengan Perbuatan (Syukru bil Jawarih)
Menggunakan nikmat Allah untuk kebaikan:

·       Nikmat ilmu → untuk mengajar dan menolong sesama.

·       Nikmat harta → untuk bersedekah dan membantu fakir miskin.

·       Nikmat waktu → untuk ibadah dan amal saleh.
Inilah wujud nyata dari rasa syukur yang benar.



💎 Lawan dari Syukur: Kufur Nikmat

Kufur nikmat bukan berarti tidak beriman, tetapi mengabaikan karunia Allah dan tidak menghargainya.

Contoh:

  • Mengeluh terus meski masih diberi kesehatan.
  • Meremehkan rezeki kecil.
  • Menggunakan nikmat untuk maksiat.

 Allah memperingatkan dalam Al-Qur’an:

وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا قَرْيَةً كَانَتْ آمِنَةً مُّطْمَئِنَّةً يَأْتِيهَا رِزْقُهَا رَغَدًا مِّن كُلِّ مَكَانٍ فَكَفَرَتْ بِأَنْعُمِ اللَّهِ فَأَذَاقَهَا اللَّهُ لِبَاسَ الْجُوعِ وَالْخَوْفِ بِمَا كَانُوا يَصْنَعُونَ
“Dan Allah membuat perumpamaan (tentang) suatu negeri yang aman dan tenteram, rezekinya datang melimpah dari segala tempat, tetapi penduduknya kufur terhadap nikmat Allah, maka Allah menimpakan kepada mereka rasa lapar dan ketakutan disebabkan perbuatan mereka sendiri.”
(QS. An-Nahl: 112)

Ayat ini menjadi peringatan keras bahwa kufur nikmat dapat menghilangkan keberkahan bahkan menyebabkan azab.


🌹 Buah dari Bersyukur

1.      Nikmat Bertambah
Seperti janji Allah dalam QS. Ibrahim: 7 — siapa yang bersyukur akan ditambah nikmatnya.
Banyak orang merasa “rezekinya seret” padahal masalahnya bukan kurang usaha, tapi kurang syukur.

2.      Hati Menjadi Tenang
Orang yang bersyukur tidak mudah iri dengan rezeki orang lain. Ia bahagia dengan apa yang Allah beri, karena yakin semua sudah cukup.

3.      Dijauhkan dari Azab Allah
Syukur membuat seseorang dekat dengan rahmat dan jauh dari murka Allah.

4.      Menjadi Hamba yang Mulia di Sisi Allah
Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya Allah ridha kepada hamba-Nya yang makan satu suapan lalu ia bersyukur, dan minum satu teguk lalu ia bersyukur.”
(HR. Muslim)

Bahkan hal kecil seperti makan dan minum pun bisa menjadi ibadah jika disertai rasa syukur.

 


🌿 Cara Melatih Diri Agar Bersyukur

1.    Selalu Ingat Nikmat yang Dimiliki
Setiap pagi, renungkan tiga hal yang patut disyukuri hari itu — udara segar, keluarga, kesempatan hidup.

2.    Lihat ke Bawah, Bukan ke Atas
Rasulullah
bersabda:

“Lihatlah kepada orang yang berada di bawah kalian dan jangan melihat kepada yang di atas kalian, karena hal itu lebih pantas agar kalian tidak meremehkan nikmat Allah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

3.    Biasakan Ucapkan “Alhamdulillah”
Setiap kali mendapat atau kehilangan sesuatu, ucapkan Alhamdulillah — karena mungkin di balik kehilangan itu ada hikmah besar.

4.    Gunakan Nikmat untuk Kebaikan
Jadikan syukur sebagai energi beramal. Nikmat ilmu, tenaga, harta, dan waktu harus menjadi jalan menuju keridhaan Allah.

 


🌺 Penutup

Bersyukur bukan sekadar kata, melainkan gaya hidup seorang mukmin.
Ia tahu bahwa semua nikmat hanyalah titipan, dan tugasnya adalah menjaganya dengan penuh terima kasih.

Mari kita renungkan sabda Rasulullah ﷺ:

“Barang siapa yang di waktu paginya aman di rumahnya, sehat badannya, dan memiliki makanan untuk hari itu, maka seolah-olah dunia telah dikumpulkan untuknya.”
(HR. Tirmidzi)

Betapa sederhana bahagia menurut Rasulullah.
Bukan harta yang berlimpah, bukan jabatan tinggi, tapi hati yang pandai bersyukur.
Karena dengan syukur, hidup yang sederhana pun terasa kaya, dan dengan kufur, nikmat sebanyak apa pun terasa kurang.

🌸 Alhamdulillahi rabbil ‘alamin — segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

Post a Comment

Previous Post Next Post